
Luka Modric Mengakhiri Petualangan di Madrid
Luka Modric akhirnya menutup lembaran panjang bersama Real Madrid. Setelah 12 tahun mengenakan seragam putih Los Blancos, Modric memilih AC Milan sebagai destinasi berikutnya. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, tapi sang pemain tetap tegas melangkah. Dia datang bukan untuk sekadar nostalgia, melainkan ingin bermain dan menang.
Modric pertama kali bergabung dengan Madrid pada 2012. Selama lebih dari satu dekade, dia mengendalikan lini tengah dengan elegan. Visi permainan, teknik luar biasa, dan jiwa kepemimpinannya mengubah wajah tim.
Tiba di Milan, Modric Langsung Jalani Tes Medis
Senin pagi (14/7/2025), sang bintang mendarat di Milan. Tanpa banyak sorotan media, dia langsung menuju salah satu rumah sakit untuk menjalani tes medis. Prosesnya berjalan cepat dan tanpa kendala. Meski sudah mendekati usia 40 tahun, kondisi fisiknya tetap terjaga. Modric membuktikan bahwa usia hanyalah angka bagi pemain yang disiplin.
Tim medis Milan memberi lampu hijau. Modric pun langsung melanjutkan langkah berikutnya: masuk ke jantung klub.
Zlatan Ibrahimovic Menyambut Sang Maestro di Casa Milan
Setelah lolos tes medis, pemain asal kroasia tesebut menuju Casa Milan. Di sana, Zlatan Ibrahimovic menyambutnya langsung. Kini menjabat sebagai direktur klub, Zlatan punya peran besar dalam membawa Modric ke San Siro. Keduanya berbincang serius sebelum menandatangani kontrak.
sang maestro tampak tenang dan mantap. Ia tahu, Milan bukan tempat main-main. Ia datang untuk bekerja. Kontrak berdurasi satu tahun sudah cukup membuktikan keseriusan kedua pihak. Jika performanya memuaskan, Milan siap memperpanjang.
Modric Menolak Uang, Memilih Tantangan
Sebelumnya, banyak klub mencoba membujuk gelandang kreative tersebut. Klub-klub Timur Tengah seperti Al Hilal dan Al Nassr bahkan menawarinya gaji tinggi. Beberapa klub MLS juga masuk daftar peminat. Tapi Modric tetap pada pendiriannya. Ia ingin bermain di level tertinggi Eropa, dan AC Milan memberinya panggung itu.
Milan bukan hanya klub besar, tapi juga tempat yang cocok untuk pemain seperti Modric. Gaya permainan mereka yang cenderung taktis dan rapi sesuai dengan cara Modric membaca pertandingan. Ditambah lagi, kehadiran Zlatan membuat proses adaptasi menjadi lebih nyaman.
Madridistas Kehilangan, Tapi Tetap Hormat
Madrid tidak memaksa Modric bertahan. Klub memberi kebebasan penuh. Keputusan itu memancing emosi para fans. Banyak yang merasa kehilangan, tapi tetap memberi dukungan. Mereka tahu, Modric bukan pemain biasa. Ia legenda. Ia pergi bukan karena diusir, tapi karena ingin menutup karier dengan pilihan sendiri.
Florentino Perez pun angkat bicara:
“Kami menghormati keputusan Luka. Ia sudah memberi segalanya untuk klub ini. Madrid akan selalu jadi rumahnya.”
Milan Punya Rencana untuk Modric
Massimiliano Allegri, pelatih AC Milan, sudah menyiapkan rencana khusus. Ia tak akan memaksa Modric bermain setiap pekan. Tapi di momen-momen penting, Modric akan menjadi otak permainan. Ia akan mengambil peran sebagai playmaker yang membimbing pemain muda di sekitarnya.
Milan melihat Modric bukan hanya sebagai pemain, tapi mentor.
Kontrak Satu Tahun, Fokus Penuh ke Lapangan
Modric tidak meminta kontrak jangka panjang. Ia hanya ingin bermain selama masih mampu bersaing. Milan menghargai itu. Mereka menyodorkan kontrak berdurasi satu musim dengan opsi perpanjangan.
Gajinya jauh di bawah tawaran dari luar Eropa, hanya sekitar €2 juta per musim. Tapi itu bukan soal utama. Bagi Modric, kebanggaan mengenakan seragam Milan jauh lebih berarti dari angka.
Modric Ingin Tutup Karier dengan Terhormat
Pilihannya jelas. Modric ingin pensiun dengan kepala tegak. Ia tak ingin mengakhiri karier di liga yang tak kompetitif. Ia ingin meninggalkan warisan nyata di lapangan, bukan hanya kenangan dari masa lalu.
Jika musim ini berjalan sesuai harapan, Modric bisa mengakhiri kariernya dengan gaya. Ia ingin memberikan kontribusi nyata bagi Milan, bukan sekadar mengisi bangku cadangan.
Real Madrid Kehilangan, Milan Mendapat Aset Berharga
Madrid kini fokus membangun skuad baru. Sementara itu, Milan memanfaatkan peluang emas. Mereka merekrut salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola. Pengalaman Modric bisa jadi pembeda dalam perebutan gelar Serie A dan kompetisi Eropa musim depan.
Bukan tidak mungkin, Modric akan menutup kariernya dengan gelar di Italia. Ia sudah memenangkan Liga Champions, La Liga, dan Piala Dunia Antarklub. Mungkin, Serie A adalah bagian terakhir dari koleksi trofinya.
Warisan Modric Terus Hidup
Luka Modric tak hanya meninggalkan Real Madrid, ia juga meninggalkan jejak panjang tentang dedikasi, kerja keras, dan loyalitas. Kini, ia membuka lembaran baru bersama AC Milan, klub yang sedang bangkit dan mencari sosok pemimpin sejati.
Musim depan, para penggemar sepak bola akan menyaksikan satu lagi pertunjukan dari maestro tua yang belum kehilangan sentuhannya. Dan siapa tahu, San Siro akan menjadi panggung terakhir sebelum tirai tertutup untuk sang legenda.