
Laga pramusim panas di Emirates Stadium kembali menyuguhkan kejutan. Arsenal harus menelan kekalahan tipis 2-3 dari Villarreal, Kamis (7/8/2025), dalam pertandingan yang menyisakan banyak cerita. Debut Viktor Gyokeres menjadi sorotan awal, tapi sinar terang justru datang dari wonderkid berusia 15 tahun, Max Dowman.
Babak Pertama: Gol Cepat Pepe, Arsenal Kaget
Pertandingan belum genap berjalan lima menit saat Nicolas Pepe, mantan pemain Arsenal, sukses membuka keunggulan untuk Villarreal. Gol tersebut tercipta dari pergerakan cepat sisi kanan, yang diselesaikan Pepe dengan sepakan kaki kiri ke tiang jauh. Emirates Stadium yang penuh sesak pun terdiam sesaat.
Arsenal yang mengandalkan formasi ofensif langsung mencoba bangkit. Mikel Arteta menurunkan formasi 4-3-3 dengan Gyokeres sebagai ujung tombak, didampingi oleh Saka dan Martinelli di kedua sisi. Namun, kekompakan lini belakang Villarreal membuat alur bola Arsenal kerap terhenti sebelum memasuki kotak penalti.
Villarreal kembali menghukum pertahanan The Gunners yang tampak rapuh. Kali ini giliran striker muda mereka, Eyong, yang menusuk dari sisi kiri dan mengirim umpan tarik yang diselesaikan Parejo dari luar kotak penalti. Skor berubah menjadi 0-2, membuat wajah Arteta mulai muram di pinggir lapangan.
Norgaard Cetak Gol Perdananya
Rekrutan baru Christian Norgaard menunjukkan insting tajamnya sebagai gelandang box-to-box. Menjelang turun minum, Arsenal mendapatkan sepak pojok dari sisi kanan. Odegaard mengirim bola dengan akurat ke arah tiang dekat, disambut sundulan keras Norgaard yang memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2.
Gol ini menjadi penting, bukan hanya untuk membangkitkan semangat tim, tetapi juga sebagai sinyal bahwa sang pemain asal Denmark bisa menjadi solusi lini tengah Arsenal yang sempat kehilangan tenaga setelah kepergian Thomas Partey.
Babak pertama ditutup dengan dominasi penguasaan bola oleh Arsenal, namun Villarreal tampil lebih efisien dengan peluang yang mereka dapatkan.
Gyokeres Debut: Banyak Pergerakan, Minim Eksekusi
Viktor Gyokeres akhirnya menjalani debut starter di hadapan publik Emirates. Didatangkan dari Sporting Lisbon dengan mahar fantastis, ekspektasi terhadap striker Swedia ini begitu tinggi. Namun, malam itu, Gyokeres belum benar-benar menunjukkan taji.
Meski aktif mencari ruang dan melakukan beberapa sprint mengejutkan, minimnya suplai matang membuat Gyokeres jarang menyentuh bola di area berbahaya. Dua tembakan yang dia lepaskan di babak pertama dan awal babak kedua masih melenceng dari target.
Arteta tetap memberinya waktu hingga menit ke-70 sebelum akhirnya menariknya keluar untuk digantikan oleh Madueke. Keputusan itu disambut tepuk tangan sopan dari fans yang tampaknya menyadari bahwa ini baru awal dari proses adaptasi sang striker.
Gol Ketiga Villarreal dan Momen Dowman
Villarreal kembali menambah keunggulan lewat Arnaut Danjuma yang masuk di babak kedua. Umpan terobosan dari Pepe berhasil diterima Danjuma dengan kontrol dada sebelum melepaskan tendangan melengkung yang tak bisa dijangkau oleh kiper David Raya. Skor menjadi 1-3, dan suasana stadion kembali sunyi.
Tapi drama belum selesai. Di menit ke-75, Max Dowman masuk menggantikan Nwaneri. Hanya butuh waktu 4 menit baginya untuk membuat perbedaan. Sebuah umpan silang dari Madueke diarahkan ke area tengah, dan dengan kontrol tumit yang ajaib, Dowman mengecoh dua pemain belakang Villarreal. Saat mencoba berputar badan, ia dijatuhkan oleh Cardona di dalam kotak penalti.
Tanpa ragu, wasit menunjuk titik putih. Odegaard yang mengambil alih tugas eksekusi menunaikan tugasnya dengan dingin. Skor berubah menjadi 2-3, dan Arsenal kembali hidup.
Dowman kemudian terus menjadi motor serangan, dengan pergerakan lincah dan kontrol bola yang luar biasa untuk usianya. Sayangnya, tak ada gol tambahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Adu Penalti Sebagai Latihan: Arsenal Gagal Lagi
Meski pertandingan resmi berakhir 2-3, kedua tim sepakat untuk menggelar sesi adu penalti sebagai bagian dari agenda pramusim. Tujuannya adalah latihan tekanan mental sekaligus hiburan tambahan untuk para fans.
Arsenal mengirim lima penendang: Merino, Gabriel, Madueke, Odegaard, dan Dowman. Namun tiga di antaranya—Merino, Gabriel, dan Madueke—gagal menuntaskan tugas. Sementara Villarreal sukses mencetak empat dari lima tendangan mereka.
Adu penalti pun berakhir dengan skor 3-4 untuk kemenangan Villarreal. Kekalahan ini menjadi kekalahan kedua beruntun Arsenal di pramusim, setelah sebelumnya juga kalah dari Newcastle lewat skema serupa.
Reaksi Pelatih dan Suporter
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Arteta tampak tetap tenang. Ia menegaskan bahwa fokus utama masih pada pematangan skuad dan menilai ada banyak progres positif dari permainan tim malam itu.
“Kita tidak bisa menilai pemain baru dari satu laga saja. Gyokeres terus beradaptasi. Dan Dowman? Dia istimewa. Kami tidak ingin membebani, tapi jelas dia pemain dengan masa depan cerah,” kata Arteta.
Suporter di media sosial memuji aksi Max Dowman, dengan banyak yang menyebutnya “generasi baru Jack Wilshere dengan kaki Messi”. Sebaliknya, beberapa mengkritik pertahanan Arsenal yang belum menunjukkan peningkatan signifikan meski musim baru sudah di depan mata.
Susunan Pemain
Arsenal XI:
Raya; White, Saliba, Kiwior, Lewis-Skelly; Nwaneri, Norgaard, Merino; Saka, Gyokeres, Martinelli
Cadangan:
Kepa, Setford, Timber, Gabriel, Mosquera, Zinchenko, Lokonga, Zubimendi, Odegaard, Madueke, Rice, Dowman, Harriman-Annous
Villarreal XI:
Junior; Foyth, Marin, Mourino, Cardona; Gueye; Pepe, Parejo, Moleiro; Moreno, Eyong
Meski kalah, Arsenal tetap menunjukkan potensi besar dalam tim mudanya. Nama seperti Max Dowman kembali mencuri perhatian, dan debut Gyokeres walau belum tajam, tetap menunjukkan niat besar klub dalam membangun lini depan baru.
Villarreal pun layak diapresiasi atas kedisiplinan mereka dalam bertahan dan memanfaatkan celah pertahanan lawan. Laga ini menjadi pengingat bahwa musim panjang tak ditentukan hanya dari pramusim, namun bagaimana tim mengelola proses menuju puncak performa.